Lintas Kepri

Infromasi

Esek-esek Berkedok Panti Pijat Marak di Tanjungpinang

Agu 25, 2015
Salah satu panti pijat di Tanjungpinang
Salah satu panti pijat di Tanjungpinang
Salah satu panti pijat di Tanjungpinang

Tanjungpinang, LintasKepri.com –  Ternyata sejumlah tempat Panti Pijat (Massage) dalam jantung Kota Tanjungpinang, hanya sebagai kedok belaka oleh sejumlah pengusaha,  panti pijat banyak dijadikan tempat “esek-esek alias Prostitusi terselubung”, Massage tersebut banyak menyediakan wanita muda, cantik untuk melayani lelaki hidung belang yang ingin melampiaskan nafsu sesaat dengan bayaran bervariasi.mulai dari Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu sekali short time.

Hal ini dikatakan seorang pelanggan yang sering kepanti pijat atau Massage, berinisial G (27) warga komplek Bintan Plaza KM 3,5 kota Tanjungpinang, dijumpai LintasKepri.com di tempat usahanya, Sabtu (22/08) mengatakan, Tempat Massage di kota Tanjungpinang ini hanya sebagai kedok aja, Ia mengaku  sering ketempat tersebut.

”Kalau untuk sewa kamar perjam, Rp 70 ribu, kalau kita mau short time tergantung nego, ada yang Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu, itu pandai-pandai kita negolah. Yang jelas cwek-ceweknya bisa diboking,” terang sumber.

Sumber mengakui kalau dalam seminggu pergi ke panti pijat antara 1-2 kali dalam seminggu. ”Biasalah kita masi single, kalau sudah punya istri, keluarga tidak boleh lagi, kasian sama istri.”Nanti jika dapat penyakit, kita mau bilang apa,” canda sumber sambil ketawa.

Kemudian Lintaskepri.com melakukan investigasi kesejumlah lokasi panti pijat yang ada di kota Tanjungpinang, Senin (24/08). Terlihat sejumlah wanita cantik, seksi tersenyum ketika awak media ini berkunjung,”Halo mas, mau pijat mas?, kalau pijat masuk angin bayaranya, Rp 70 ribu aja buat sewa kamar, kalau yang lain dipijat, lain lagi harganya,” ujar salah seorang wanita berkulit kuning langsat sambil tersenyum.(Tim)

Bagikan Berita :
2 thoughts on “Esek-esek Berkedok Panti Pijat Marak di Tanjungpinang”
  1. Kawasan Bintan Plaza yg di km3.5 bukannya sudah lama menjadi kawasan esek-esek ?…bahkan ada hotel yg cukup besar ditengah2 atau dikelilingi panti2 pijat dikawasan itu. Seperti kawasan “remang-remang” terpadu ! Kenapa baru sekarang baru diberitakan ?… Yang sangat disesalkan adalah penduduk, RT / RW dikawasan itu seperti mayat hidup atau pekak badak atau membutakan mata ! Tidak ada keinginan untuk membersihkan dan menjaga kawasan / lingkungan tempat tinggal mereka dari perbuatan maksiat atau praktek2 prostitusi ! Yang kedua, aparat pemerintah khususnya walikota yg mestinya lebih peduli dan lebih tahu setiap sudut atau setiap jengkal kota nya..! Namanya juga bapak walikota ! Samadengan wali murid, walikelas mereka pasti kenal atau tahu persis area / daerah yg mereka pimpin ! Sudah berapa lama kawasan Bintan Plaza itu jadi kawasan esek-esek kok tak ada tindakan penutupan atau pembersihan ?!! Dimana sense of belonging nya sebagai penduduk dan aparat yg senantiasa menjaga marwah (kehormatan) Tanjungpinang sebagai Ibukota Provinsi Kepulauan Riau yg terkenal dgn akhlak dan moral penduduknya yg mayoritas beragama Islam !

  2. Sebetulnya prostitusi sudah ada sejak jaman nabi adam Dan sampai skrg tdk bisa hilang, penghapusan bukanlah pemecahan. Yg perlu adalah pemusatan yg lebih baik pada arealisasi yg tertutup. Tidak pada suatu kegiatan yg berlebihan untuk dihilangkan. Saat hilang tingkat pemerkosaan Dan lain2 pasti akan meningkat. Sebagai contoh negara arab yg kesulitan cari tmpat prostitusi babu pun digarap gantian anak sama Bapak. Makanya kalo lebih manusiawi adalah memaklumi diri kita sebagai manusia biasa yang memiliki kebutuhan dan batasan itu tiap manusia berbeda. tinggal manajemennya diatur biar lebih baik. Jgn di tengah kota Dan pemukiman umum. Dan yg terpenting dibina kesehatannya jgn di biarkan begitu saja. Klo kita cuek maka akan lebih salah. Perhatian donk, dengan pemerintah ikut menjaga kesehatan dengan melaksanakkan balai kesehatan wajib bagi warga prostitusi tsb. Namanya menghargai hak2 masing2. Monggo yg stress berobat rohani. Yg merasa baik ya ngk usah. Biar abis berobat kembali baik Dan ngk aneh2 sama orang yg bisa bikin salah sasaran. Trims. Namanya kita belajar pada psikologi umat bumi. Bukan pada sok bener sendiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *